Gaung Piala Dunia memang sangat terasa hingga ke pelosok dunia tanpa terkecuali. Hampir semua kalangan menanti ajang bergengsi ini. Tidak perduli tengah malam ataupun pagi buta, orang-orang rela memaksa sepasang matanya untuk tidak terpejam selama pertandingan sepak bola berlangsung. Begitu pula pada diriku, pagelaran sepak bola akbar kali ini mengingatkanku pada 2 masa istimewa dalam hidupku.
Piala dunia tahun 2002, 8 tahun silam adalah masa-masa sangat istimewa bagiku. Pada bulan yang sama aku sedang diliputi rasa tegang sekaligus bahagia karena aku mengakhiri masa lajangku. Aku memutuskan menata hidupku yang baru dengan membangun rumah tangga di saat itu. Keteganganku mungkin sedikit ada persamaan dengan ketegangan banyak orang yang mengikuti jalannya pertandingan sepak bola saat itu, terlebih lagi ketika menduga-duga dan menanti siapa yang bakal menjadi jawara di tahun itu. Kebahagianku saat itu juga mungkin ada persamaan dengan sebagian orang yang merasakan kemenangan team yang difavoritkannya. Lucu kalau mengenang masa-masa itu.
Empat tahun kemudian saat ajang yang sama berlangsung, aku sedang mengandung untuk pertama kalinya. Perasaanku juga sama yaitu tegang dan bahagia menanti kelahiran anak pertamaku yang selama rentang waktu piala dunia digelar aku dan suamiku berharap. Juni 2006, aku jadi ketawa mengenang masa itu dengan perut yang mulai besar dengan usia kandungan 7 bulan aku ikut semangat nonton jalannya pertandingan. Bisa dibayangin modelku seperti apa, dengan perut besar pakai jaket dan topi begadang nonton bareng di luar rumah. Apalagi kalau ada yang beli makan tengah malam, wah.....aku paling semangat. Dasar orang hamil bawaannya lapar melulu malam-malam.
Setelah anak pertamaku lahir, ketika usia 2 bulan sudah sangat tertarik pada bola padahal perempuan. Setiap kali aku ajak ke mana saja yang paling menjadi perhatiannya pasti bola terutama bola sepak bola. Hingga saat ini dia punya bermacam-macam bola. Kalau aku ajak ke toko mainan, bukan boneka yang menjadi perhatiannya melainkan bola. Pernah suatu ketika aku ajak ke pusat perbelanjaan, waktu itu usianya baru 7 bulan belum bisa melafalkan kata 'bola'. Aku dan suamiku sempat bingung kenapa dia rewel, akhirnya kami ikuti gerakan badannya yang menunjukkan arah yang ingin ditujunya. Ketika tiba di tempat itu ternyata ada bola sepak bola yang dipajang disitu yang ingin dia ambil. Benar-benar diluar dugaanku. Hampir tiap malam aku diajak main bola, setelah umur 1 tahun aku sapih. Kalau rewel tengah malam berharap ada siaran perjandingan sepak bola di televisi, karena anakku pasti senang nonton dan berhenti menangis.
Hingga saat ini, yang tahu kelakuanku saat hamil suka ngebela-belain begadang untuk nonton pertandingan sepak bola pasti bilang,"Pantas saja anaknya suka bola, wong masih dalam rahim sudah diajak nonton sepak bola". Benar begitukah??? Aku juga kurang mengerti.
Piala dunia tahun 2002, 8 tahun silam adalah masa-masa sangat istimewa bagiku. Pada bulan yang sama aku sedang diliputi rasa tegang sekaligus bahagia karena aku mengakhiri masa lajangku. Aku memutuskan menata hidupku yang baru dengan membangun rumah tangga di saat itu. Keteganganku mungkin sedikit ada persamaan dengan ketegangan banyak orang yang mengikuti jalannya pertandingan sepak bola saat itu, terlebih lagi ketika menduga-duga dan menanti siapa yang bakal menjadi jawara di tahun itu. Kebahagianku saat itu juga mungkin ada persamaan dengan sebagian orang yang merasakan kemenangan team yang difavoritkannya. Lucu kalau mengenang masa-masa itu.
Empat tahun kemudian saat ajang yang sama berlangsung, aku sedang mengandung untuk pertama kalinya. Perasaanku juga sama yaitu tegang dan bahagia menanti kelahiran anak pertamaku yang selama rentang waktu piala dunia digelar aku dan suamiku berharap. Juni 2006, aku jadi ketawa mengenang masa itu dengan perut yang mulai besar dengan usia kandungan 7 bulan aku ikut semangat nonton jalannya pertandingan. Bisa dibayangin modelku seperti apa, dengan perut besar pakai jaket dan topi begadang nonton bareng di luar rumah. Apalagi kalau ada yang beli makan tengah malam, wah.....aku paling semangat. Dasar orang hamil bawaannya lapar melulu malam-malam.
Setelah anak pertamaku lahir, ketika usia 2 bulan sudah sangat tertarik pada bola padahal perempuan. Setiap kali aku ajak ke mana saja yang paling menjadi perhatiannya pasti bola terutama bola sepak bola. Hingga saat ini dia punya bermacam-macam bola. Kalau aku ajak ke toko mainan, bukan boneka yang menjadi perhatiannya melainkan bola. Pernah suatu ketika aku ajak ke pusat perbelanjaan, waktu itu usianya baru 7 bulan belum bisa melafalkan kata 'bola'. Aku dan suamiku sempat bingung kenapa dia rewel, akhirnya kami ikuti gerakan badannya yang menunjukkan arah yang ingin ditujunya. Ketika tiba di tempat itu ternyata ada bola sepak bola yang dipajang disitu yang ingin dia ambil. Benar-benar diluar dugaanku. Hampir tiap malam aku diajak main bola, setelah umur 1 tahun aku sapih. Kalau rewel tengah malam berharap ada siaran perjandingan sepak bola di televisi, karena anakku pasti senang nonton dan berhenti menangis.
Hingga saat ini, yang tahu kelakuanku saat hamil suka ngebela-belain begadang untuk nonton pertandingan sepak bola pasti bilang,"Pantas saja anaknya suka bola, wong masih dalam rahim sudah diajak nonton sepak bola". Benar begitukah??? Aku juga kurang mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar