Minggu, 23 Mei 2010

Niat Baik


"Tetaplah selalu dengan niat baikmu", itulah nasehat suamiku yang membuat diriku semakin tegar menghadapi hidup ini. Dari awal pertemuanku dengannya hingga kami menikah, sangat berat rintangan yang harus kami hadapi. Dari keluarga yang menentang, tuntutan yang berlebihan dari teman-teman dekat suamiku hingga sakitku pada organ reproduksi.

Awal pernikahanku adalah ujian sangat berat pada diriku. Dimana biasanya sebuah awal pernikahan pasti indah-indahnya, namun berbeda dengan yang aku alami. Pertama aku harus berjuang untuk menyehatkan diriku sendiri akibat operasi pengangkatan tumor di kandungan yang baru dijalani 2 bulan yang lalunya. Kedua aku harus berjuang untuk tetap kuat dengan pertentangan dari sebagian keluarga suamiku atas pernikahan kami. Tidak jarang hinaan yang aku dapati ketika sedang berada di tengah-tengah keluarga besarnya. Aku selalu berusaha menguatkan hati dengan penuh kesabaran walau tak jarang air mataku tumpah juga. Ketiga aku juga harus menguatkan hati dari gangguan teman-teman dekat suamiku, yang aku pikir mereka terlalu menuntut lebih dari seorang laki-laki yang sudah berubah status dari lajang menjadi menikah. Yang keempat, aku harus berjuang di daerah orang yang benar-benar beda dengan daerahku. Hidup jauh dari orang tua dan saudara bukanlah hal yang ringan bagi aku yang baru pertama kali mengalaminya. Yang kelima, perjuanganku akan keturunan dari rahimku sendiri sangat menjadi beban bagiku walau suamiku tidak terlalu menuntut hal itu.

Itu mungkin hanya sebagian dari perjuanganku menghadapi hidup ini, tapi dari semua yang aku uraikan dalam setiap kali keterpurukan yang aku rasakan, aku selalu mendapat nasehat terbaik bagiku yaitu 'tetaplah dengan niat baik'. Ketika ada keluarga suamiku yang menghinaku hingga membuat aku seperti takut bertemu dengan mereka, aku pernah dengan berlinangan air mata protes terhadap suamiku,"Kenapa mereka menghinaku seperti ini, kenapa mereka tidak mau mencoba untuk mengenali diriku dulu?". Suamiku hanya berkata,"Jangan pernah berubah hanya karena mereka jahat terhadapmu, tetaplah dengan niat baikmu. Kita tidak bisa memaksa orang lain seperti apa yang kita inginkan, namun ubahlah penilaian mereka yang mungkin sekarang masih buruk menjadi nilai yang terbaik dengan sikap baikmu yang tiada berhenti". Dan nasehat itu terbukti sekarang, semua dari mereka yang tadinya tidak menghendaki kehadiranku di tengah-tengah keluarga menjadi berubah sangat memperhatikanku dengan penuh kasih sayang.

Begitu pula dengan mantan teman dekat suamiku yang dulu sangat tidak bersahabat, namun kini menjadi teman baikku. Dengan niat baik yang aku tunjukkan padanya, mungkin sudah mengubah penilaiannya terhadapku. Tanpa diduga walau kami belum sempat bertemu muka, namun kami bisa berbagi cerita tentang banyak hal layaknya sahabat lama. Banyak yang menilai persahabatanku dengannya aneh, namun bagiku malah luar biasa indahnya karena aku bisa menjadikan dia yang dulu bisa dikatakan lawan menjadi seorang kawan baik.

Sekarang aku bisa menjadi tegar karena aku merasa memiliki senjata terhebat dalam menjalani hidup ini yaitu 'niat baik'. Segala rintangan yang aku alami baik itu hinaan maupun segala bentuk penganiayaan batin selalu dapat terlewati hanya dengan niat baik. Memang diawal terasa seperti menelan pil pahit, sangat pahit malah namun dikemudian terasa begitu lega. Dengan niat baik pasti menghasilkan yang baik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar